Selasa, 06 Desember 2016

sistem komunikasi dipedesaan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk berkomunikasi. Hal ini tidak dibatasi oleh lingkungan geografis yakni baik di perkotaan atau di pedesaan. Namun hal ini tidak terealisasi dengan baik. Kemasukan sistem komunikasi amat nyata di daerah perkotaan terutam kota-kota besar. Contoh nyata dari hal tersbut dapat dilihat dari cepatnya pergantiamn jenis telepon seluler atau ponsel di daerah kota besar. Bila hal ini dikomparasi dengan situasi yang ada di pedesaan atau daerha terpencil atau daerah pedalaman amat kontradiktif. Beberapa desa di Indonesia amat tertinggal jauh perkembangan sistem komunikasinya bila dibandingkan dengan yang ada diperkotaan. Salah satu jawaban dari permasalahan tersebut adalah pembangunan tidak merata. Pembanguan cenderung hanya dilakukan di kota-kota besar. Hal ini dapat disebabkan bahwa pusat pemerintahan berada di kota. Pembangunan yang tidak merata ini menyebabkan kesenjangan sosial yang amat besar antara orang-orang yang tinggal di kota dan orang-orang yang tinggal di desa.

B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimana Ciri Umum Masyarakat Desa ?
2.         Apa saja Media yang Berpotensi  Menyebarkan Informasi ?
3.         Bagaimana Penyuluhan Pembangunan di Desa ?

C.      Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui Ciri Umum Masyarakat Desa
2.         Untuk mengetahui Media yang Berpotensi  Menyebarkan Informasi
3.         Untuk mengetahui Penyuluhan Pembangunan di Desa



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ciri Umum Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat .Dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1.         Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2.         Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )
3.         Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
4.         Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.[1]
Hubungan komunikasi masyarakat pedesaan lebih banyak menggunakan komunikasi antarpribadi karena masyarakat pedesaan belum begitu percaya terhadap media massa. Artinya, masyarakat lebih percaya terhadap informasi yang di sampaikan oleh seseorang yang patut di percaya.
Namun sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, pola komunikasi semacam ini lambat laun akan ditinggalkan masyarakat. Pada saat ini ada tiga media yang sangat berpotensi dalam menyebarkan informasi ke masyarakat dipedesaan, yakni Koran Masuk Desa (KMD), Media Rakyat (MR), dan Media Tradisional (MT). KMD adalah koran kota (dikelola dan dicetak di kota) untuk masyarakat desa, sedangkan Media Rakyat adalah media profil pedesaan dari, oleh, dan untuk rakyat pedesaan. Sedangkan media tradisional misalnya, trong-trong, (kentongan), bedug, angklung, dan lain-lain. Bahkan makna tabuhannya juga mempunyai makna yang berbeda.

B.       Media yang Berpotensi  Menyebarkan Informasi
a.    Media Rakyat
Adapun fungsi-fungsi media rakyat adalah sebagai berikut (Oepen, 1988) :
1.         Memberi saluran alternatif sebagai sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka
2.         Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dalam isi media
3.         Membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran
4.         Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan di kalangan penduduk daerah pedesaan
5.         Memberi fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri
6.         Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa media rakyat adalah bentuk komunikasi dengan memakai media massa sebagai salurannya. Media itu dari, oleh, dan untuk raakyat di pedesaan. Media rakyat juga sangat berperan dalam membantu perkembangan masyarakat.

b.    Koran Masuk Desa
Program KMD di Indonesia mulai dilaksanakan pada bulan Februari1980 berdasarkan SK Menpen No. 11/ A/ Kep/ Menpen/1980 tanggal 29 Januari 1980. Penetapan sebuah KMD dilakukan atas saran gubernur/kepala daerah yang berkonsultasi dengan Serikat Pekerja Surat kabar (SPS) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hasilnya kemudian adalah kesepakatan antara proyek pembinaan dari Deppen dengan perusahaan/penerbit pers yang bersangkutan. Ini dilakukan mengingat KMD sangat penting untuk mensosialisasikan pesan-pesan pembangunan pada masyarakat.
Pentingnya KMD tercermin dari tujuannya sebagaimana tersebut di bawah ini :
1.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaruan.
2.      Meningkatkan keterampilan (skill) terutama yang manyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup.
3.      Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan.
4.      Meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.
KMD berbeda dengan Media Rakyat. Media Rakyat adalah media yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan. Media Rakyat adalah media milik orang desa. Sedangkan KMD adalah koran yang direncanakan terbitnya di kota dan berkembang di pedesaan. Artinya, KMD adalah koran milik orang kota untuk orang desa.
Peran Pemerintah Daerah :
Pemerintah daerah diharapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD. Tak lain karena KMD bisa mendorong kemajuan masyarakat desa. Lewat KMD pesan-pesan pembangunan dan kebijakan pemda bisa disosialisasikan secara cepat. Kelebihan KMD adalah karena dia akan memberikan muatan daerah lebih besar.
Agar KMD bisa berkembang lebih baik ada beberapa permasalahan yang layak diperhatikan; pertama, perlu dukungan penuh pemda. Terutama sekali masalah dana. Pemda juga bisa mengeluarkan kebijakan untuk masing-masing kecamatan, kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD. Ini tidak dimaksudkan program pemaksaan. Kedua, masing-masing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memasang iklan ke media KMD. Desa perlu mengeluarkan uang untuk mendukung kesuksesan KMD.
Tetapi, pengembangan KMD bukan tanpa hambatan. Hambatan yang bisa diidentifikasi antara lain :
1.         Masyarakat akan bergerak maju dari tradisional ke modern
2.         Peran pemerintah daerah masih kecil.
3.         KMD semakin terancam dengan perkembangan community newspaper (koran lokal)
4.         Masyarakat lebih menikmati KMD untuk mecari hiburan.
c.       Media dan Seni Tradisional
Membicarakan media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni tradisional. Yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara lain cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng); ungkapan rakyat (peribahasa, pepatah); puisi rakyat; nyanyian rakyat; teater rakyat; gerak isyarat (memicingkan mata tanda cinta); dan alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug dll). William Boscon mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut : 1) sebagai sistem proyeksi; 2) sebagai pengesahan/penguat adat; 3) sebagai alat pendidikan; 4) sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi oleh anggota kolektifnya.
Melihat fungsi media tradisional yang sedemikian besar, ia jelas punya fungsi yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan di pedesaan. Ia tidak dilakukan dengan komunikasi antarpersonal dan juga tidak memakai media massa modern, tetapi dengan alat tradisional yang memang hanya ada di pedesaan. Seni tradisional telah membantu perkembangan masyarakat baik yang menyangkut kepercayaan, perkembangan sosial dan budaya atau secara ekonomis. Bahkan, lewat seni tradisional itulah jati diri suatu kelompok masyarakat bisa terlihat.

C.      Penyuluhan Pembangunan di Desa
Penyuluh menurut Everet M. Rogers adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Fenomena penyuluhan pembangunan merupakan ciri khas di pedesaan. penyuluhan di pedesaan tersebut berbagi inovasi untuk kelangsungan hidup masyarakat desa. lewat penyuluh pembangunan diharapkan masyarakat desa mengetahui inovasi serta menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Penyuluhan di pedesaan memiliki peran diantaranya :
1.         Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi. Seorang penyuluh ketika pergi ke desa sudah dibekali seperangkat pengetahuan dan pesan-pesan pembangunan atau pertanian yang harus disebarluaskan kepada masyarakat.
2.         Penyuluhan sebagai proses penerangan. Artinya, masyarakat yang belum tahu sebisa mungkin dibuat tahu terhadap pesan yang disampaikan
3.         Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku.
4.         Penyuluhan sebagai proses pendidikan. Sebab, ada informasi/pesan yang disebarkan untuk memberikan pemahaman baru atau membenarkan terhadap asumsi yang keliru pada masyarakat pedesaan.
5.         Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial. Artinya, pemerintah adalah (menganggap) pihak yang aktif, sedangkan sasaran adalah masyarakat yang dianggap pihak yang pasif.[2]

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga.Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1.        Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2.        Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )
3.      Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
4.      Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.
Sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, komunikasi seperti itu lambat laun akan ditinggalkan. Dengan demikian, proses komunikasi melalui lisan atau antar persona akan cepat berubah apabila pembaharuan cepat diterima oleh masyarakat desa. Yakni dengan munculnya media yang yang berpotensi menyebarkan informasi seperti Koran Masuk Desa (KMD), Media Rakyat (MR) dan Media Tradisional.
Penyuluhan di pedesaan berbagi inovasi untuk kelangsungan hidup masyarakat desa. lewat penyuluh pembangunan diharapkan masyarakat desa mengetahui inovasi serta menerapkannya di kehidupan sehari – hari.Kemudian penyuluhan di pedesaan memiliki peran diantaranya :
1.       Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi.
2.        Penyuluhan sebagai proses penerangan.
3.      Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku.
4.      Penyuluhan sebagai proses pendidikan.
5.      Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial.


[2] Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta hal. 101-145